Zaman Keemasan Filsafat Yunani Kuno

Zaman Keemasan Filsafat Yunani Kuno


       

          Orang Yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan, bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai suatu kebenaran yang bersumber pda mitos atau dongeng-dongeng. Artinya, suatu kebenaran lewat akal pikir (logos) tidak berlaku.
          Periode Yunani Kuno lazim disebut periode filsafat alam. Dikatakan demikian, karena pada periode ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam, di mana arah dan perhatian pemikirannya kepada apa yang diamati di sekitarnya mereka membuat pernyataan-pernyataan tentang gejala alam yang bersifat filsafati (berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan pada mitos. Ciri umum filsafat Yunani ialah rasionalisme. Rasionalisme Yunani itu mencapai puncaknya pada orang-orang sofis.
           Ada segolongan kaum yang pandai berpidato (rethorika) dinamakan kaum sofis. Kegiatan mereka adalah mengajarkan pengetahuan pada kaum muda. Yang menjadikan objek penyelidikannya bukan lagi alam tetapi manusia, sebagiaman yang dikatakan oleh prothagoras, manusia adalah ukuran untuk segala-galanya. Hal ini ini ditentang oleh Socrates dengan mengatakan bahwa yang benar dan yang baik harus dipandang sebagai nilai – nilai objektif yang dijunjung tinggi oleh semua orang, akibat ucapan tersebut socrates dihukum mati. Hasil pemikiran Socrates dapat diketemukan pada muridnya plato.dalam filsafatnya plato mengatakan ‘’realitas seluruhnya terbagi atas dua dunia yang dunia yang pertama adalah dunia jasmani dan yang kedua dunia ide’’ pendapat tersebut dikritik oleh Aristoteles dengan mengatakan bahwa yang ada itu adalah manusia – manusia yang kongkrit ‘’ide manusia’’ tidak terdapat dalam kenyataan.

Filsafat Pra Socrates

          Filsafat Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal atas dongeng yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu baik di dunia maupun manusia, para pemikir atau ahli filsafat yang disebut orang bijak yang mencari-cari jawabannya sebagai akibat terjadinya alam semesta beserta isinya tersebut.

          Filosuf yang hidup pada masa pra Socrates disebut para filosuf alam karena objek yang mereka jadikan pokok persoalan adalah alam. Ada beberapa filosof pada masa ini yaitu:

1. Thales,
          Thales memberikan jawaban bahwa segala sesuatu berasal dari air, ia juga menyatakan bahwa bumi ini berasal dari air. Air adalah pusat dan sumber segala yang ada atau pokok dari segala sesuatu. Segala sesuatu berasal dari air dan kembali ke air. Dari air itu terjadilah tumbuh-tumbuhan dan binatang, bahkan tanah pun mengandung air. Arguman Thales merupakan argument yang bukan hanya rasional, tetapi juga observatif. Thales terbilang Bapak Filosofi Yunani, sebab dialah, filosof pertama, yang tak pernah meninggalkan pelajaran yang dituliskannya sendiri, filosofinya diajarkan dengan lisannya dan dikembangkan oleh murid-muridnya yang kemudian ditulis oleh Aristoteles.

2. Anaximandros,
          Anaximandros adalah salah satu murid Thales. Prinsip dasar alam haruslah dari jenis yang tak terhitung dan tak terbatas yang oleh dia disebut Apeiron yaitu zat yang tak terhingga dan tak terbatas dan tidak dapat dirupakan tidak ada persamaannnya dengan apapun. Meskipun tentang teori asal kejadian alam tidak begitu jelas namun dia adalah seorang yang cakap dan cerdas. Pendapatnya yang lain, bumi seperti silinder, lebarnya tiga kali lebih besar dari tingginya. Sedangkan bumi tidak terletak atau bersandar pada sesuatu pun.

3. Anaximenes,
          Anaximenes berpendapat bahwa udara merupakan asal usul segala sesuatu. Udara melahirkan semua benda dalam alam semesta ini karena suatu proses pemadatan dan pengeceran, jika udara semakin bertambah maka muncullah berturut-turut angin, air, tanah dan akhirnya batu. Sebaliknya kalau udara itu menjadi encer yang timbul adalah api. Pythagoras, Menurut kepercayaan Pythagoras manusia asalnya Tuhan jiwa itu adalah penjelmaan dari Tuhan yang jatuh ke dunia karena berdosa dan dia akan kembali ke langit ke dalam lingkungan Tuhan bermula, apabila sudah habis dicuci dosanya itu, hidup di dunia ini adalah persediaan buat akhirat. Pythagoras juga disebut sebagai ahli pikir, terutama dalam ilmu matematik dan ilmu berhitung.

4. Heraclitos,
          Heraclitos mengemukakan pendapatnya, bahwa segala yang ada selalu berubah dan sedang menjadi, ia mempercayai bahwa arche (asas yang pertama dari alam semesta) adalah api. Karena api dianggapnya sebagai lambang perubahan dan kesatuan. Api mempunyai sifat memusnahkan segala yang ada, dan mengubahnya sesuatu itu menjadi abu dan asap. Segala sesuatunya berasal dari api, dan akan kembali menjadi api. Pernyataan itu mengandung pengertian bahwa kebenaran selalu berubah, tidak tetap. Pengertian adil pada hari ini belum tentu masih benar besok. Hari ini 2 x 2 = 4 besok bisa saja bukan empat. Pandangan ini merupakan warna dasar filsafat sofisme.

5. Parmenides,
          Dialah yang pertama kali memikirkan hakikat tentang ada (being). Parmenides adalah seorang tokoh relativisme yang penting. Parmenides dikatakan sebagai logikawan pertama dalam pengertian modern. Menurut pendapatnya, apa yang disebut sebagai realitas adalah bukan gerak dan perubahan. Hal ini berbeda dengan pendapat Heracleitos, yaitu bahwa realitas adalah gerak dan perubahan. Jadi benar tidaknya suatu pendapat diukur dengan logika. Disinilah masalah muncul. Bentuk ekstrem penyataan itu ialah bahwa ukuran kebenaran adalah akal manusia.

Aliran-Aliran Filsafat Pada Masa Pra Sokrates.

a) Aliran Miletos/Madzhab Milesian,

          berikut beberapa tokoh yang termasuk kedalam aliran miletos atau dikenal pula dengan istilah madzhab milesian:
1. Thales,
          Thales hidup sekitar 624-546 SM. Ia adalah seorang ahli ilmu termasuk ahli ilmu Astronomi. Ia berpendapat bahwa hakikat ala mini adalah air.
2. Anaximander,
          Ia hidup sekitar 610-546 SM. Ia berpendapat bahwa hakikat dari segala seuatu yang satu itu bukan air, tapi yang satu itu adalah yang tidak terbatas dan tidak terhingga, tak berubah dan meliputi segala-galanya yang disebut “Aperion”.
3. Anaximenes,
          Anaximenes hidup sekitar 560-520 SM. Ia berpendapat bahwa hakikat segala sesuatu yang satu itu adalah udara.

b) Aliran Pythagoras.
          Pythagoras lahir di Samos sekitar 580-500 SM. Ia berpendapat bahwa semesta ini tak lain adalah bilangan. Unsur bilangan merupakan prinsip unsur dari segala-galanya. Tokoh Yng termasuk adalah:
1. Xenophanes,
          merupakan pengikut aliran pythagoras, dalam filsafatnya ia menegaskan bahwa Tuhan bersifat kekal, tidak mempunyai permulaan dan Tuhan itu Esa bagi seluruhnya. Ke-Esaan Tuhan bagi semua merupakan sesuatu hal yang logis.
2. Heraklitus (Herakleitos),
          Heraklitos hidup antara tahun 560-470 SM di Italia Selatan, Ia berpendapat bahwa asal segalanya adalah api dan api adalah lambang dari perubahan.

c) Aliran Elea.
          Tokohnya adalah:
1. Parmenides,
          Lahir sekitar tahun 540-475 di Italia Selatan. Ajarannya adalah kenyataan bukanlah gerak dan perubahan melainkan keseluruhan yang bersatu. Dalam pandangan Parmenides ada dua jenis pengetahuan yang disuguhkan yaitu pengetahuan inderawi dan pengetahuan rasional.
2. Zeno,
          Lahir di Elea sekitar 490 SM. Ajarannya yang penting adalah pemikirannya tentang dialektika. Dialektika adalah satu cabang filsafat yang mempelajari argumentasi.
3. Melissos,
          Ia berpendapat bahwa “yang ada” itu tidak berhingga, maka menurut waktu maupun ruang.

d) Aliran Pluralis.
          Tokohnya adalah:
1. Empedokles,
          Ia mengajarkan bahwa realitas tersusun dari empat anasir yaitu api, udara, tanah, dan air.
2. Anaxagoras,
          Ia berpendapat bahwa realitas seluruhnya bukan satu tetapi banyak. Yang banyak itu tidak dijadikan, tidak berubah, dan tidak berada dalam satu ruang yang kosong.

e) Aliran Atomis.
          Pelopor atomisme ada dua yaitu Leukippos dan Demokritos. Aliran ini mengajukan konsep mereka dengan menyatakan bahwa realitas seluruhnya bukan satu melainkan terdiri dari banyak unsur. Dalam hal ini berbeda dengan aliran pluralisme maka aliran atomisme berpendapat bahwa yang banyak itu adalah “atom” (a = tidak, tomos = terbagi).

f) Aliran Sofis. 
          Sofisme berasal dari kata Yunani “sophos” yang berarti cerdik atau pandai. Tokoh-tokoh kaum Sofis adalah Protagoras, Grogias, Hippias, Prodikos, dan Kritias.

0 Response to "Zaman Keemasan Filsafat Yunani Kuno"

Posting Komentar